Mengajarkan anak untuk menetapkan batasan adalah keterampilan hidup yang sangat penting dan akan memberikan manfaat pada semua aspek kehidupannya. Berikut adalah 5 tips untuk membantu Anda mengarahkan anak-anak kecil:
1. Metode “Stop, Tunggu, Pikir”
Ketika seorang anak dihadapkan dengan situasi dimana mereka perlu menetapkan batasan, ajarkan mereka untuk berhenti, melihat dalam diri sendiri apa yang terasa nyaman dan baik, dan berpikir tentang bagaimana cara mengungkapkan kebutuhan mereka secara jelas. Hal ini membantu mereka mengembangkan kesadaran diri, kemampuan membuat keputusan, dan komunikasi efektif.
Contoh: Jika teman ingin meminjam mainan favorit mereka tanpa meminta izin sebelumnya, anak dapat berkata: “Berhenti (berhenti), saya tidak merasa mau berbagi mainan saya saat ini. Tunggu (refleksikan perasaannya), saya sangat menyukai bermain dengan mainan ini dan membuat saya bahagia ketika saya memiliki semuanya untuk diri sendiri. Pikir (berpikir tentang cara mengungkapkan dirinya secara jelas): ‘Saya akan senang berbagi mainan ini lain kali, tapi bukan hari ini.’
2. Chart Emosi
Buatlah chart atau poster bersama-sama yang mencantumkan berbagai emosi anak Anda mungkin alami dalam berbagai situasi. Hal ini dapat membantu mereka mengidentifikasi dan menyatakan perasaannya ketika menetapkan batasan.
Contoh: Jika anak Anda merasa kelelahan karena banyaknya kunjungan teman di minggu ini, Anda bisa berkata: “Mari kita lihat Chart Emosi. Bagaimana kamu merasa sekarang? (misalnya ‘Saya merasa lelah.’) Apa yang perlu kita lakukan untuk menjaga keseimbangan diri?”
3. Bermain Peran dengan “Skrip Batasan”
Praktikkan menetapkan batasan dengan anak Anda melalui berbagai skenario peran. Hal ini akan membantu mereka merasa lebih percaya diri dan siap menghadapi situasi sebenarnya.
Contoh: Lakukan simulasi situasi di mana teman ingin bergabung dalam permainan, tapi anak Anda sudah sibuk atau tidak ingin bermain. Latih menggunakan kalimat seperti: “Saya sedang bermain dengan adik saya saat ini,” ‘Saya tidak merasa mau berbagi,’ atau ‘Mari kita main bersama lain kali.’
4. Izin Berpartisipasi
Buatlah cara yang menyenangkan dan santai untuk anak Anda menetapkan batasan dengan mengeluarkan “izin partisipasi”. Hal ini dapat sederhana seperti menulis apa yang mereka siap lakukan dan tidak lakukan dalam situasi tertentu.
Contoh: Jika anak Anda ingin bermain bersama teman, tapi perlu waktu sendiri juga, buatlah izin partisipasi yang menyatakan: “Saya memberi izin kepada teman saya untuk mengunjungi hari Sabtu sore dari pukul 2-4 pm. Pada saat itu, saya ingin main game bersama dan makan camilan. Namun ketika lonceng berdering pada pukul 4 pm, waktu itu adalah waktu saya untuk istirahat.”
5. Mengapresiasi dan Memvalidasi Batasan Mereka
Ketika anak Anda menetapkan batasan dengan efektif, pastikan untuk mengapresiasi dan memvalidasinya! Hal ini akan membantu mereka merasa lebih percaya diri dalam menyatakan perasaan dan menciptakan kaitan positif dengan menyetop.
Contoh: Jika anak Anda berkata “Tidak” terhadap bermain mainan yang tidak ingin dibagikan, Anda bisa berkata: “Wow, saya sangat suka bagaimana kamu menetapkan batasan diri. Memang benar baiknya untuk mengatakan ‘tidak’ ketika kita tidak merasa mau berbagi sesuatu.”
Ingatlah bahwa mengajarkan anak untuk menetapkan batasan membutuhkan waktu, kesabaran dan latihan yang cukup banyak. Dengan memulai sejak dini dan menggunakan tips-tips ini, Anda akan membantu anak-anak kecil Anda mengembangkan keterampilan-keterampilan penting untuk hidup yang bahagia dan sehat!