Berikut adalah 5 trik untuk menciptakan lingkungan keluarga yang inklusif:
1. Gunakan Bahasa “Semua Bertiap”
Ketika berkomunikasi dengan keluarga, gunakan bahasa yang termasuk semua orang. Sebaliknya dari mengatakan “Anda guys”, katakan “kami”. Ini membantu untuk menghindari asumsi tentang siapa saja yang termasuk dan mendukung perasaan kebersamaan.
Contoh: “Kami akan pergi ke taman hari ini, siapa yang ingin ikut?” (bukan “Anda guys mau pergi ke taman?”)
2. Ciptakan Budaya Keluarga yang Aktif Mendengarkan
Ajak tiap anggota keluarga untuk mendengarkan dengan baik tanpa mengganggu atau menolak pikiran dan perasaan mereka. Ini dapat dilakukan dengan menyediakan waktu khusus untuk berbagi dan membahas topik penting.
Contoh: Berikan pembicaraan makan malam mingguan di mana semua orang berbagi sesuatu yang mereka syukuri, tertarik dengan, atau terganggu oleh.
3. Tentukan Aturan “Hormat Segala Perasaan”
Ajar anggota keluarga bahwa setiap perasaan orang adalah valid dan patut hormat tanpa memandang latar belakangi mereka, identitas atau perspektifnya. Ketika seseorang menyatakan perasaannya atau kekhawatiran, mengakui dan menghargai emosinya.
Contoh: Jika anak Anda sedih karena diabaikan dalam kegiatan, katakan “Saya paham mengapa kamu akan merasa dilepas. Itu terdengar sangat memalukan.”
4. Masukkan Wujud Kebijakan Diversitas Dalam Rumah
Pemaparan dari berbagai budaya, identitas dan pengalaman membantu anak-anak mengembangkan empati dan pemahaman tentang latar belakangi yang berbeda-beda. Ini dapat dicapai dengan:
– Menampilkan karya seni atau benda-benda dari berbagai budaya
– Membaca buku yang melibatkan karakter-karakter dan cerita-cerita dari beragam latar belakang
– Mengundang teman dan anggota keluarga dengan latar belakang yang berbeda untuk makan malam atau kegiatan
5. Latih “Kalimat-Kalimat Saya” untuk Menghindari Asumsi
Ketika membahas topik sensitif, gunakan “kalimat-kalimat saya” bukannya membuat asumsi tentang perasaan atau niat orang lain. Ini membantu mencegah komunikasi yang salah dan mendukung budaya hormat.
Contoh: Sebaliknya dari mengatakan “Kamu terlalu keras”, katakan “Saya merasa kewalahan ketika rumah begitu berisik. Mungkin kami bisa bicara tentang caranya menjaga kebersihan.”
Dengan memasukkan trik-trik di atas dalam interaksi harian Anda dengan keluarga, Anda akan menciptakan lingkungan yang inklusif di mana semua orang merasa berharga, dipahami dan didengarkan.