Berikut 5 trik investasi untuk start-up fintech:
1. Cari start-up yang memiliki solusi masalah nyata
Fintech adalah ruang yang penuh dengan pesaing, dan banyak start-up mengklaim dapat menyelesaikan masalah kompleks. Namun, tidak semua dari mereka melakukan hal itu. Ketika memilih start-up, tanyakanlah pada diri sendiri: “Apakah perusahaan ini benar-benar menyediakan solusi yang signifikan untuk pelanggan?” atau “Apakah masalah yang dihadapi adalah masalah nyata?”
Beberapa contoh start-up fintech yang berhasil menyelesaikan masalah nyata, termasuk:
– Stripe (proses pembayaran)
– Plaid (API perbankan)
– N26 (rekening bank mobile)
2. Evaluasi tim dan keahlian domain
Di fintech, konsultasi regulasi sangat penting. Ketika berinvestasi dalam start-up fintech, cari tim yang memiliki pengalaman relevan di industri ini. Ini termasuk:
– Mantan banker atau profesional perbankan
– Pengembang dengan pengalaman bekerja pada proyek serupa sebelumnya
– Ahli regulasi yang memahami ketentuan keuangan
Beberapa contoh start-up fintech sukses yang memiliki tim kuat, termasuk:
– Revolut (dibangun oleh mantan banker Vlad Yatsenko)
– Robinhood (didirikan bersama dengan mantan analis kuantitatif Baiju Bhatt)
3. Evaluasi model keuangan dan potensi pertumbuhan
Perusahaan fintech sering mengandalkan model berlangganan, biaya transaksi, atau pendapatan bunga. Ketika mengevaluasi model keuangan start-up, pertimbangkan faktor-faktor seperti:
– Biaya penerimaan pelanggan
– Nilai hidup pelanggan seumur hidup
– Persaingan di pasar
Beberapa contoh perusahaan fintech sukses yang memiliki model keuangan kuat, termasuk:
– Square (proses pembayaran dan sistem kasir)
– Funding Circle (pinjaman berbasis peer-to-peer)
4. Pahami strategi konsultasi regulasi start-up
Seperti telah disebutkan sebelumnya, konsultasi regulasi sangat penting di fintech. Ketika mengevaluasi strategi start-up, pertimbangkan faktor-faktor seperti:
– Lisensi dan izin
– Regulasi keamanan data dan penyimpanan
– Konsultasi AML (pencegahan pencucian uang) dan KYC (kenal pasti pelanggan)
Beberapa contoh perusahaan fintech sukses yang menunjukkan konsultasi regulasi kuat, termasuk:
– TransferWise (pengiriman uang lintas negara)
– Stripe (proses pembayaran)
5. Pertimbangkan kerjasama start-up dengan perusahaan strategis
Perusahaan fintech sering bekerja sama dengan lembaga keuangan berdiri sendiri, penyedia teknologi, atau start-up lain untuk mempercepat pertumbuhan. Ketika mengevaluasi kerja sama start-up, pertimbangkan faktor-faktor seperti:
– Relevansi strategis
– Kedalaman kerjasama (misalnya, perjanjian eksklusif)
– Potensi kerja sama masa depan
Beberapa contoh perusahaan fintech sukses yang telah membentuk kerja sama kuat, termasuk:
– PayPal (berkerjasama dengan berbagai bank dan lembaga keuangan)
– Klarna (berkerjasama dengan perusahaan e-commerce untuk menawarkan layanan pembayaran cicilan)