5 Tips Menghindari Mental Berkerumun dalam Investasi

Berikut peringatan tentang gejala “herd mentality” dalam berinvestasi! Berikut 5 trik hidup untuk membantu Anda menghindari diperdaya oleh kumpulan orang banyak:

1. Tentukan tujuan investasi dan toleransi risiko: Sebelum membuat keputusan investasi, definisikan apa yang ingin dicapai dan berapa besar risiko yang mau diambil. Ini akan membantu Anda tetap fokus pada tujuan daripada mengikuti kumpulan orang.

Contoh: Jika Anda sudah tua menurut umur, tujuannya mungkin adalah menyimpan modal dan mendapatkan penghasilan. Dalam kasus ini, prioritaskan saham dengan dividen stabil atau obligasi daripada saham yang berorientasi pertumbuhan.

2. Tetap terinformasikan, tapi jangan tertarik pada getaran pasar: Tetaplah update tentang berita dan tren pasar, tapi hindari menunjukkan emosi terhadap pergerakan harga jangka pendek. Sebaliknya, fokuslah pada dasar-dasar fundamental dan nilai-nilai.

Contoh: Jangan gegabah ketika mendengar tentang saham baru atau dana yang “selanjutnya akan besar”. Kaji bisnis yang mendasari dan tanyakan apakah sesungguhnya menarik di harga saat ini.

3. Gunakan pendekatan kontra: Ketika semua orang membeli ke dalam investasi populer, pertimbangkan untuk menjual atau mengurangi posisi Anda. Sebaliknya, ketika orang lain panik dan menjual, mungkin sudah waktunya untuk membeli.

Contoh: Pada tahun 2009, ketika pasar merosot, banyak investor bailing dari saham-saham tersebut. Tapi jika Anda beli perusahaan berkualitas dengan harga rendah pada saat itu, Anda akan mendapatkan keuntungan ketika mereka pulih kemudian.

4. Diversifikasi di antara kelas aset dan industri: Dengan menyebarkan investasi di sektor-sektor dan jenis aset yang berbeda (misalnya saham, obligasi, real estate), Anda akan lebih sedikit terjebak dalam tren pasar atau gelembung tertentu.

Contoh: Pada boom teknologi pada akhir tahun 1990-an, banyak investor memasukkan uang ke saham-saham dot-com. Jika Anda juga menginvestasikan perusahaan yang sudah mapan seperti Coca-Cola atau Johnson & Johnson, portofolio Anda akan lebih tahan lama selama masa itu.

5. Gunakan strategi “stop-loss”: Tetapkan ambang batas harga di bawah mana Anda akan menjual investasi jika terjatuh (misalnya 10% dari harga pembelian). Ini akan membantu Anda menghindari diperdaya oleh perdagangan yang kalah dan membatasi kerugian.

Contoh: Jika Anda beli saham dengan harga $100, tetapkan perintah stop-loss untuk $90. Ketika harga jatuh ke harga tersebut, lakukan penjualan untuk memotong rugi sebelum meningkat lebih lanjut.

Dengan menggabungkan trik-trik ini dalam pendekatan investasi Anda, Anda akan lebih siap melawan gejala “herd mentality” dan membuat keputusan yang lebih objektif tentang investasi Anda.