5 trik kehidupan untuk mengelola proyek taman keluarga


Berikut 5 tips untuk membantu Anda mengelola proyek kebun keluarga:

1. Buatlah Jurnal Kebun Bersama

Tentukan satu orang (atau jadikan tanggung jawab bersama) untuk menjaga jurnal kebun yang dapat digunakan semua anggota keluarga untuk merekam kemajuan, mencatat tantangan apa pun, dan merencanakan proyek masa depan. Termasuk bagian untuk:

– Jadwal penanaman
– Pengingat air
– Tugas perawatan
– Pemantauan panen
– Foto-foto kemajuan

Ini akan membantu menjaga semua orang dalam hal yang sama dan membuatnya lebih mudah berkomunikasi dengan satu sama lain tentang masalah kebun.

2. Tugaskan Tugas Berdasarkan Usia dan Kemampuan

Buatlah kegiatan menanam sehingga menjadi pengalaman menyenangkan bersama keluarga dengan menugaskan tugas berdasarkan usia dan kemampuan masing-masing anggota keluarga. Contohnya:

– Anak-anak yang lebih kecil (umur 4-6 tahun) dapat membantu membasahi tanaman atau mengambil “rumput” (batu kecil atau kayu)
– Anak-anak yang lebih besar (umur 7-12 tahun) dapat membantu menanam, menebang rumput, dan panen
– Remaja dapat bertanggung jawab lebih banyak tentang perencanaan, penelitian, dan eksekusi proyek kebun khusus

3. Buatlah Jadwal Tugas Kebun

Buatlah jadwal untuk membagi tugas-tugas kebun di antara anggota keluarga selama seminggu. Contohnya:

– Senin: Membasahi dan pemangkasan (gilirannya semua)
– Selasa: Menanamkan rumput (orang yang ditugaskan atau tim)
– Rabu: Hari panen (mengumpulkan buah-buahan dan sayuran, membersihkan, dan menyiapkan untuk memasak)
– Kamis: Membuat kompos dan penggunaan pupuk (orang yang ditugaskan atau tim)
– Jumat: Mengulas kemajuan kebun, merencanakan langkah selanjutnya

4. Buatlah Stasiun Kebun dengan Alat-Alat Esensial

Tentukan area di kebun sebagai “stasiun” untuk menyimpan alat-alat esensial di tempat yang mudah dijangkau. Ini termasuk:

– Sarung tangan
– Gunting pemangkas
– Tempat air atau selang
– Selotip dan penanda tanaman
– Kit pertolongan pertama (untuk memotong atau terluka)

Menggunakan semua alat di satu tempat akan menghemat waktu dan membuatnya lebih mudah untuk anggota keluarga akses alat yang dibutuhkan.

5. Buatlah Kebun sebagai Pengalaman Belajar

Buatlah proyek kebun menjadi kesempatan belajar dengan memasukkan pelajaran-pelajaran tentang:

– Identifikasi dan biologi tanaman
– Ilmu tanah dan kompos
– Konservasi air dan manajemen irigasi
– Pengendalian hama dan manajemen pest (IPM)
– Gizi dan memasak menggunakan bahan-bahan segar dari kebun sendiri

Doronglah anggota keluarga untuk bertanya, meneliti topik-topik tertentu, dan berpartisipasi dalam aktivitas kebun yang membuat mereka terpacu.