Berikut 5 trik hidup untuk membantu Anda mengidentifikasi pola hubungan yang sehat:
1. Uji “3 R”
Pertimbangkan pertanyaan-pertanyaan berikut ketika menilai hubungan:
– Kewajiban: Apakah saya merasa bertanggung jawab atas perasaan dan tindakan pasangan, atau mereka yang mengambil keputusan sendiri?
– Hormat: Apakah saya dihargai dengan rasa hormat, kasih sayang, dan perhatian dalam interaksi kami?
– Membalas: Apakah hubungan ini merasa seperti partisipasi saling menguntungkan, di mana kita mendukung kebutuhan dan tujuan masing-masing?
Jika Anda menjawab “tidak” pada salah satu pertanyaan di atas, mungkin itu adalah tanda bahwa hubungan tidak sehat.
2. Kerja Emosional
Perhatikan berapa banyak kerja emosi yang diharapkan pasangan dari Anda. Kerja emosi merujuk pada perasaan terus-menerus harus mengelola perasaan atau harapan orang lain. Tanyakan kepada diri sendiri:
– Apakah saya merasa seperti selalu melangkah dengan hati-hati sekitar pasangan, mencoba menghindari konflik?
– Apakah saya sering diharapkan “mengatasi” masalah atau menghibur perasaan mereka?
– Apakah saya merasa letih atau bersalah setelah interaksi dengan pasangan?
Jika Anda menjawab “ya” pada pertanyaan-pertanyaan ini, mungkin itu adalah tanda bahwa hubungan tidak sehat.
3. Uji “Batu Abu-Abu”
Bayangkan diri sebagai batu abu di sungai. Anda stabil, kokoh, dan tidak bereaksi terhadap stimulus eksternal. Sekarang tanyakan kepada diri sendiri:
– Apakah saya bisa membayangkan menjadi batu abu dalam hubungan? Apakah saya merasa seperti selalu bereaksi pada perasaan atau kebutuhan pasangan?
– Atau apakah saya dapat memvisualisasikan hubungan di mana saya mampu menjaga stabilitas emosional sendiri, bahkan ketika menghadapi tantangan?
Jika Anda kesulitan membayangkan menjadi batu abu dalam hubungan, itu mungkin adalah tanda bahwa dinamika tidak sehat.
4. Mengatur Batasan
Pertimbangkan seberapa baik Anda bisa menetapkan dan menjaga batasan yang sehat dalam hubungan. Tanyakan kepada diri sendiri:
– Apakah saya bisa mengatakan “tidak” kepada pasangan tanpa merasa bersalah atau cemas?
– Apakah saya dapat berkomunikasi kebutuhan dan perbatasan dengan jelas, tanpa takut ditolak atau ditinggalkan?
– Apakah saya merasa bahwa pasangan menangani batas-batas yang saya buat bahkan ketika mereka tidak setuju?
Jika Anda kesulitan menetapkan atau menjaga batasan yang sehat, itu mungkin adalah tanda bahwa hubungan tidak memberikan manfaat.
5. Faktor “Hormat”
Perhatikan berapa sering interaksi dengan pasangan meninggalkan perasaan Anda yang positif dan energik. Tanyakan kepada diri sendiri:
– Apakah percakapan kami selalu positif dan mendukung?
– Apakah saya bisa berbagi pikiran, perasaan, dan kebutuhan tanpa takut disalahkan atau ditolak?
– Apakah saya melihat ke depan untuk menghabiskan waktu dengan pasangan, merasa semangat dan bahagia tentang interaksi kami?
Jika Anda tidak sering mengalami “faktor hormat” dalam hubungan, itu mungkin adalah tanda bahwa ada masalah yang perlu diperhatikan.
Ingatlah, hubungan kompleks dan beragam. Trik-trik ini dapat membantu Anda mengidentifikasi tanda-tanda merah, tetapi tidak menunjukkan secara pasti apakah hubungan sehat atau tidak. Akhirnya, percayalah pada insting Anda dan ambil waktu untuk mempertimbangkan apa yang Anda butuhkan dari hubungan.